Kingdom: Plantae
Order: Zingiberales
Family: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
Species: Z. officinale
Sejarah
Sampai saat ini para ahli masih belum tahu secara persis darimana tanaman jahe berasal, meski khasiat jahe telah dikenal sejak ribuan tahun silam. Para ahli masih berbeda pendapat tentang asal-usul tanaman ini. Sebagian memperkirakan bahwa jahe berasal dari India dan telah dikenal sejak 2000 SM, kemudian diperdagangkan ke Tiongkok, Jepang, Asia Tenggara hingga Timur Tengah. Sebagian lainnya mengatakan jahe berasal dari Tiongkok.
Holtikultur
Jahe tergolong tanaman tahunan, berbatang semu, berdiri tegak dengan tinggi antara 30-70 cm. Batang berwarna hijau sedangkan pangkal batang berwarna putih hingga kemerahan. Bentuk batang silindris dan halus. Ia tumbuh mendatar dekat permukaan tanah dan bercabang. Bagian terpenting tanaman jahe adalah akar tongkatnya yang disebut rimpang.
Jika dipotong, tampak warna daging rimpang yang bervariasi, mulai dari putih kekuningan, kuning, atau jingga. Rasa jahe secara umum adalah pedas karena mengandung senyawa gingerol. Aromanya yang merangsang dan harum ditimbulkan oleh kandungan minyak asiri yang berwarna kuning dan kental.
Daun jahe berselang seling teratur, dengan panjang 15-23 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Tangkai daun berbulu dan panjangnya 2-4 mm. Lidah daun tidak berbulu dan panjangnya 0,75-1 cm. Warna permukaan atas daun lebih tua daripada permukaan bawah. Bunga tumbuh dari rimpangnya, terpisah dari daun atau batang semunya. Bunga tersebut berupa malai yang tersembul di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur. Gagang bunga hampir tidak berbulu dengan panjang sekitar 25 cm, sedangkan rakisnya sedikit berbulu. Sisik pada tangkai bunga berjumlah 5-7, berbentuk lanset dan letaknya berdekatan.
Daun pelindung bunga berwarna cerah, berbentuk bulat telur atau sunsang dan tidak berbulu. Dalam daun pelindung terdapat 1-8 bunga. Mahkota bunga kuning kehijauan berbentuk tabung, helainya sempit, bibirnya ungu gelap dan berbintik-bintik putih kekuningan. Kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, sedangkan tangkai putiknya ada dua.
Jahe dibedakan jenisnya berdasarkan aroma, warna, bentuk dan ukuran rimpang. Terdapat tiga jenis jahe yaitu:
1. Jahe Putih Besar; Rimpangnya kuning, seratnya sedikit dan lembut. Aromanya kurang tajam dan rasanya kurang pedas.
2. Jahe Putih Kecil; Rimpangnya agak pipih berwarna putih, berserat lembut dan beraroma tidak tajam.
3. Jahe Merah; mempunyai rimpang yang paling kecil dibandingkan dua jahe lainnya, berwarna merah hingga jingga muda. Seratnya kasar, aromanya tajam dan rasanya sangat pedas
Semua jenis jahe diatas mengandung minyak asiri.
Manfaat Jahe
Secara tradisional manfaat jahe telah dikenal luas. Di India jahe segar dimanfaatkan untuk mengobati rasa mual, asma, batuk dan rasa nyeri yang hebat. Jahe juga dipakai untuk mengatasi jantung berdebar-debar, gangguan pencernaan, nafsu makan menurun dan rematik.
Untuk obat batuk, sari jahe dicampur jus bawang putih segar dan madu, sedangkan untuk meredakan mual, jahe segar ditambah sedikit madu dan sejumput bulu burung merka bakar. Bubuk jahe segar juga bisa dicampur air, kemudian diaduk hingga berbentuk pasta dan dioleskan di pelipis untuk meredakan sakit kepala.
Seperti di India, jahe juga telah lama digunakan di negeri Tirai Bambu. Di Tiongkok ini jahe dibedakan menjadi jahe segar dan jahe kering. Jahe kering dipakai sebagai bahan baku obat oleh seorang tabib yang hidup pada zaman kaisar Shen Nong (2000M). Dua buku medis yang membahas khasiat jahe segar pada tahun 500 M juga ditemukan di Tiongkok. Jahe kering digunakan untuk menyembuhkan nyeri lambung, nyeri perut, diare, batuk dan rematik. Sedangkan jahe segar untuk mengatasi masuk angin, keracunan dan rasa mual.
Dunia medis modern memberi dukungan terhadap penggunaan ramuan tradisional jahe. Hasil penelitian menyatakan bahwa ekstrak jahe, baik jahe segar maupun jahe kering, berkhasiat mengatasi infeksi bakteri, infeksi jamur, kejang, nyeri, luka dan gangguan lambung, tumor, kram dan reaksi alergi. Uji laboratorium juga memperlihatkan bahwa jahe menghambat oksidasi sehingga dapat mengurangi resiko penyakit kanker dan menghambat pertumbuhan kuman.
Jahe juga bermanfaat memperlancar sirkulasi darah. jahe punya khasiat anti pembekuan darah yang lebih hebat daripada bawang putih atau bawang merah. Jahe mampu menurunkan kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati. Jahe juga dapat menurunkan tekanan darah dengan jalan mengurangi laju aliran darah perifer.
Minuman yang terbuat dari jahe segar dapat menurunkan sekresi asam lambung selama beberapa jam. Akar jahe keringjuga akan memperkuat lambung, usus halus dan mencegah muntah. Ekstrak aseton dan metanol yang berasal dari jahe mempunyai efek yang kuat untuk menghambat terjadinya luka pada lambung.
Gingerol mampu mengatasi efek keracunan pada hati dengan jalan meningkatkan aasam empedu. Minyak jahe dapat mencegah kanker kulit pada tikus. Kajian di Universitas Michigan memperlihatkan bahwa gingerol dapat membunuh sel-sel kanker ovarium. Dan Pusat riset ruang angkasa NASA pernah meneliti khasiat jahe untuk mengatasi mabuk para awaknya.
Kandungan nutrisi dalam Jahe Segar/Basah dan Jahe Kering per 100 gram
Sumber: USDA Nutrient Database
Minuman Surga
Begitu banyak manfaat jahe yang telah diketahui, dan masih besar kemungkinan manfaat jahe yang belum diketahui ditemukan. Para ilmuwan muslim seharusnya juga melakukan penelitian mengenai jahe, karena jahe juga disebut dalam Al Quran surat Al-Insaan ayat 17 sebagai minuman para penghuni surga:
Di dalam syurga itu mereka diberi segelas minum (minuman) yang campurannya adalah jahe. (QS 76:17)
Dari tafsir ayat diatas terlihat bahwa salah satu gambaran tentang surga yang diberikan Al-Quran adalah segelas minuman yang akan diberikan kepada penghuninya, yaitu minuman bercampur Zanzabil atau Jahe. Dua hal yang menarik dari penggambaran ini adalah ukuran dan jenis minuman.
Ayat Quran diatas seharusnya mengusik hati. Mengapa jahe dijadikan campuran minuman di surga? mengapa bukan yang lain? Apakah jahe merupakan tanaman favorit di Arab ketika Al Quran diturunkan? Atau zanjabil hanyalah peminjaman kata arab untuk menggambarkan sesuatu yang mirip jahe di surga? Orang-orang yang tinggal di daerah panas, seperti jakarta, surabaya atau makassar tentu akan lebih tertarik bila diiming-imingi es kelapa muda, atau jus alpukat, lemon tea atau capucino.
Pertanyaan pertanyaan diatas seharusnyalah mendorong para ilmuwan muslim untuk lebih meneliti Jahe atau Zanzabil ini Obyeknya banyak dan mudah dijumpai, landasan dan dalilnya juga sangat jelas. Mereka harus mengkaji keutamaan dan keistimewaan jahe sehingga dijadikan minuman surgawi.
Jahe memang telah menjadi bahan penelitian yang cukup intensif. Ratusan hasil penelitian tentang jahe telah dipublikasikan. Melihat hal tersebut, kita hanya bisa bergumam, "Sayangnya, yang meneliti bukan ilmuwan muslim yang memperoleh inspirasi dari Quran ...."
Wallahualam
Baca Juga:
0 Response to "Zanjabil, Zingiber, Ginger, Jahe - Minuman Surga?"
Post a Comment