Hal ini membuat Lolong 2 kaki lebih panjang dari buaya pemegang rekor sebelumnya, meskipun diperkirakan bahwa buaya air asin dapat tumbuh hingga 7 meter.
Buaya raksasa ini ditangkap pada bulan september 2011 yang lalu oleh tim pemberani di Filipina selatan. Lolong, diyakini berusia lebih dari 50 tahun saat ditangkap.
Tiga puluh orang telah menghabiskan tiga minggu mencoba untuk menangkap reptil besar ini sebelum akhirnya terjerat pada bulan September 2011 menggunakan babi mati sebagai umpan dan kabel baja di atasnya.
Sebuah traktor dibutuhkan untuk mengangkut buaya ini ke trailer yang membawanya ke taman wisata kota untuk dipelihara dan dijadikan tontonan - tetapi sebelumnya, penduduk lokal yang telah berkerumun menyempatkan diri untuk berpose di sekitar buaya. Sejak itu, Lolong telah menjadi daya tarik di taman wisata dan dewan kota dengan gembira mengumumkan bahwa kota kecil mereka akhirnya ada di peta dunia.
Pada tahun 2012, Lolong secara resmi dinyatakan sebagai buaya terbesar yang pernah tertangkap, oleh panitia Guinness World Records.
Namun pada bulan februari 2013, Lolong buaya air asin terbesar di penangkaran telah meninggal di kandangnya di provinsi Agusan Bunawan Del Sur, Filipina selatan. Pemerintah setempat dan penduduk lokal sangat sedih karena kehilangan ini. Lolong membuat kota mereka dikunjungi oleh banyak turis sepanjang tahun 2012.
Sebenarnya, ada seekor buaya air asin yang lebih besar dari Lolong pernah ditemukan di Filipina dua abad yang lalu.
Pada tahun 1823, seekor buaya air asin besar tewas di dekat kota Jalajala di Laguna de Bay. Buaya ini hampir 8 meter diukur dari ujung moncong ke ujung ekornya.
Dengan beratnya sekitar 2 ton, buaya raksasa ini dikatakan seberat kuda nil banteng. Diperlukan 40 orang laki-laki untuk membawa tubuhnya ke darat. Setelah dibedah, orang-orang terkejut karena menemukan tubuh kuda dalam 7 potongan.
Fakta menarik tentang buaya air asin
Lolong dan 'kakek' nya membuktikan bahwa ekosistem Filipina juga kaya dengan makhluk luar biasa. Buaya air asin yang nama Ilmiahnya adalah Crocodylus porosus, saat ini terancam punah di Filipina akibat perburuan tak tahu malu dari warga kota setempat. Mereka pada dasarnya berbeda dari buaya air tawar (Crocodylus mindorensis), yang lebih kecil dalam ukuran, dan spesies aligator yang tidak ada di Filipina .
Rata-rata, buaya air asin berukuran antara enam hingga tujuh meter. Buaya ini menghabiskan sebagian besar waktu mereka berjemur di bawah sinar matahari atau berenang di dalam air. Sebagai bagian dari ekosistem, buaya air asin juga membantu dalam daur ulang nutrisi. Kotoran mereka menambah nilai air dan memberikan makhluk laut lainnya, pasokan makanan yang berkelanjutan .
Buaya air asin juga telah memainkan peranan utama dalam sejarah Filipina dan cerita rakyat. Dalam novel Noli Me Tangere, karya Rizal, mereka digambarkan sebagai monster laut ganas yang dapat menjungkirkan perahu hanya dengan kibasan ekor mereka.
Pemburu buaya setempat juga percaya bahwa hewan ini berfungsi sebagai tempat bersemayam roh leluhur. Bagi mereka, sifat buaya air asin dapat ditentukan dengan melihat warna mereka. Buaya hitam biasanya tempat bersemayam roh jahat, yang putih biasanya mempesona dan pertanda keberuntungan, sedangkan varietas hijau, kuning , dan merah adalah roh tengah.
Dan Inilah 5 buaya terbesar di dunia
Baca Juga
Source: Dari Berbagai Sumber
0 Response to "Buaya Terbesar di Dunia"
Post a Comment