Kementerian Kehutanan RI, seperti yang dikutip dari situs gosumatra.com, mengklaim bahwa Daun Sang sebagai tanaman endemik Sumatera, namun dari berbagaai sumber juga menyebutkan, bahwa jenis flora Sumatera ini juga terdapat di Inggris, Thailand, Malaysia, dan Cina. Daun Sang ditemukan oleh seorang profesor botani asal Belanda yaitu Prof. Teijsman. Tanaman khas ini ditemukan di Sumatera Indonesia awal abad lalu. Nama ilmiah dari Daun Sang adalah Johannestijsmania altifrons. Ukuran daun ini akan membuat Anda tak percaya jika tidak melihat langsung. Daun Sang dapat melebar hingga 1 meter dengan panjang mencapai 6 meter.
Penasaran? Daun super besar ini berbentuk runcing di bagian pangkal dan ujung, serta melebar di tengahnya. Tepian Daun Sang juga sangat unik karena bergerigi, namun tentunya gerigi ini tidak akan melukai Anda. Dapat dikatakan, ukuran batang yang dimilikinya tidak mengimbangi ukuran daunnya. Apalagi batang tersebut tertanam di dalam tanah yang mana sesaat daun ini seolah tumbuh begitu saja secara ajaib tanpa satu batang pun menopangnya.
Perkembangbiakan Daun Sang berasal dari bijinya yang tertutup. Karakter kulit biji tanaman ini adalah bulat, cukup tebal, juga bergerigi. Akibat ukuran daunnya yang di atas normal itu, masyarakat dahulu kerap memanfaatkan Daun Sang sebagai atap rumah ataupun atap gubuk di ladang. Tidak sulit untuk pengolahannya, sederhana saja. Anda hanya perlu menjemur helai daun hingga cukup kering dan kemudian dianyam sampai tuntas hingga menjadi atap. Cara yang dipilih masyarakat setempat ini cukup efektif sebab atap dari bahan Daun Sang tahan selama bertahun-tahun.
Saat Anda menemukan Daun Sang, cobalah perhatikan sekitar. Pastilah Anda akan melihat pohon yang rindang tumbuh berdekatan dengan daun ini. Tahu kenapa? Sebab Daun Sang tidak tahan panas. Ini menyebabkan Daun Sang hanya akan tumbuh di tempat yang terlindungi dari sinar matahari. Biasanya, tanaman ini tumbuh di bawah pohon rindang agar dapat melindunginya dari teriknya sinar matahari. Pola tumbuhnya pun berkelompok atau dalam rumpun yang cukup ramai.
Sayangnya, Daun Sang masuk dalam daftar tanaman yang hampir punah saat ini. Pembukaan lahan, illegal lodging, dan pembakaran hutan memberikan pengaruh yang sangat buruk bagi keberlangsungan makhluk hidup di dalamnya, termasuk Daun Sang. Dengan mengupayakan pencegahan pembukaan hutan berarti mencegah punahnya jenis tumbuhan raksasa ini. Kondisi Daun Sang yang tidak tahan panas semakin memperparah perkembangbiakannya. Sebab pepohonan rindang yang berperan melindunginya dari sengatan matahari, kini sudah semakin menipis. Kalaupun masih ada, Daun Sang juga tidak memiliki habitat yang leluasa lagi. Keadaan ini tentunya berbeda dengan masa dahulu dimana hutan kita masih terjaga kerimbunannya dan bebas dari pembakaran. Oleh sebab itu, jika kini Anda telah mengetahui keberadaan Daun Sang sebagai salah satu kekayaan hayati yang dimiliki tanah air, Anda bertanggungjawab untuk menularkan pengetahuan tersebut kepada orang-orang sekitar agar anak cucu kita tidak merasa asing mendengar dan mengetahui persisnya jenis juga bentuk dari Daun “Raksasa” Sang.
Baca Juga:
0 Response to "Daun Raksasa Sumatera"
Post a Comment